Milenial dalam Kewirausahaan Digital



Pada era saat ini, lapangan pekerjaan cukup sulit untuk didapatkan yang mengakibatkan generasi milenial tidak terlalu tertarik terhadap pekerjaan kantoran. Generasi milenial cenderung menyukai pekerjaan yang fleksibel dan kekinian. Selain karena tidak ada minat yang besar bagi milenial untuk bekerja kantoran, gaya hidup masyarakat Indonesia sekarang ini secara tidak langsung menjadi faktor pemicu generasi milenial untuk membuka sebuah usaha baru dengan inovasi dan kreatifitas yang baru serta didukung dengan adanya peran digital yang sangat kuat pengaruhnya pada masa sekarang.

Saat ini, sebagian besar aktifitas perdagangan dan bisnis menggunakan kecanggihan digital. Negara Indonesia sendiri menduduki posisi kelima pengguna sosial media tertinggi di dunia. Perkembangan dan peran digital ini menjadi sebuah tantangan yang besar bagi generasi milenial untuk bisa beradaptasi dan menyikapinya dengan memanfaatkan peliang untuk peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB).

Kewirausahaan digital itu sendiri adalah fenomena yang muncul melalui perkembangan teknologi inforasi dan komunikasi. Ekonomi digital membuka peluang bagi para wirausaha untuk menciptakan area bisnis yang berbeda melalui model perdagangan elektronik. Wirausahawan digital sendiri adalah orang/agen yang melakukan kegiatan komersial atau sosial baik pemerintah maupun industri yang menggunakan teknologi digital. Maka, setiap orang yang memanfaatkan teknologi digital untuk keperluan bisnis atau usahanya bisa disebut sebagai wirausahawan digital.

Kewirausahaan digital dinilai sangat penting, melihat sekarang kita sedang berada di era globalisasi Revolusi Industri 4.0, dimana setiap orang dituntut untuk 'melek' teknologi apabila tidak ingin tertinggal oleh zaman. Di Indonesia sendiri sudah serba digitalisasi. Banyak perubahan yang terjadi, misalnya banyak toko konvensional di pusat perbelanjaan (mall) yang tutup akibat minim pengunjung karena masyarakat perkotaan lebih memilih untuk berbelanja secara online, dari beli sepatu, baju, hingga makanan dapat dijangkau dengan media online. Maka, berwirausaha digital sangat penting untuk era sekarang.

Diperkuat dengan sebuah riset Bain & Company dan Facebook 2020 menyebutkan, sektor belanja online di Indonesia diprediksi tumbuh 3,7 kali lipat menjadi US$ 48,3 miliar di 2025 dibanding US$ 13,1 miliar pada 2017. Perusahaan riset mengungkapkan terdapat sejumlah faktor yang mendorong pertumbuhan belanja online.
Pertama, kemampuan daya beli masyarakat semakin meningkat, terutama di kelas menengah. Riset tersebut mencatat konsumen digital di Indonesia tumbuh dari 64 juta atau sekitar 34% dari total populasi 2017 menjadi 102 juta atau 53% terhadap total populasi 2018.
Faktor kedua, penggunaan akses internet yang juga terus bertumbuh beberapa tahun terakhir. Saat ini, akses pengguna internet sudah sekitar 70% di Indonesia. Riset perusahaan mencatat, dari 2015 hingga 2017 jumlah pengguna akses internet rata-rata naik 19% per tahun. Adapun sekitar 279 juta orang yang mengakses internet tiap harinya.
Selanjutnya, faktor ketiga penetrasi belanja online tak hanya menyasar di kota-kota besar, tetapi juga di kota kecil. Penggunaan pembayaran digital, dinilai ikut mempermudah masyarakat dalam berbelanja online. Riset itu memprediksi, penggunaan pembayaran digital bakal mencapai US$ 30 miliar pada 2020 di Asia Tenggara. Dalam 5 tahun terakhir konsumen digital di wilayah ini, terutama di Indonesia semakin marak membeli aneka barang mulai dari pakaian, handphone, aksesoris, tiket, musik, hingga gim digital (Katadata.co.id)

Dan fakta bahwa Indonesia saat ini memiliki jumlah penduduk sekitar 268 jutaan jiwa dan diperkirakan memiliki penduduk berusia produktif sebanyak 60%, dengan 30%-nya merupakan penduduk muda dengan potensi menjadi seorang wirausaha. Fakta ini mengakibatkan banyak anak muda sekarang berkecimpung di dunia bisnis digital atau Startup ketimbag bekerja di instansi pemerintahan atau menjadi seorang PNS. Rasanya menjadi seorang PNS sudah bukan menjadi cita-cita milenial, karena globalisasi, milenial akan lebih memilih terjun ke dunia wirausaha berbasis teknologi.

Pada setiap usaha atau pekerjaan pasti ada peluang dan tantangannya sendiri. Dalam kewirausahaan digital, peluangnya sangat besar pada masa globalisasi, dimana saat ini semua hal akan lebih mudah jika dibantu dengan teknologi. Contohnya, perusahaan Gojek. Gojek sebagai sebuah Startup berbasis digital berkembang begitu pesat karena fungsinya sagat memudahkan masyarakat dengan batuan teknologi digital. Bayangkan, dulu kita perlu mencari pangkalan ojek untuk bisa naik ojek, belum lagi dengan harga yang diketok tinggi oleh si tukang ojek. Namun, sekarang berkat aplikasi Gojek sangat memudahkan para pengguna karena dengan bantuan sebuah aplikasi digital, ojek akan mudah didapat dan menjemput kita serta harga yang telah ditetapkan sesuai rate di aplikasi. Selain itu, karena terobosan baru ini, Gojek berhasil membuka lapangan pekerjaan baru yang besar.

Disamping sebuah peluang, pasti ada tantangan tersendiri dalam berwirausaha digital. Tantangan yang biasa dihadapi oleh perusahaan berbasis digital adalah tidak ada peremajaan dalam organisasi perusahaan. Era digital sangat erat kaitannya dengan anak muda, mereka diperkirakan memiliki karakteristik yang cocok pada era digital. Karena itu banyak perusahaan digital yang akan mempekerjakan anak muda, hal ini menjadi tantangan sendiri untuk wirausaha digital yang jarang mempekerjakan anak muda. Kemudian, strategi yang salah. Banyak perusahaan menentukan dan menerapkan strategi jangka pendek saja, sehingga mereka tidak tahu apa yang perlu dilakukan dalam jangka panjang, sementara dalam era globalisasi bersifat dinamis, perubahan-perubahan akan terus terjadi, maka penting bagis sebuah wirausaha digital untuk menyiapkan strategi yang tepat. Ketiga, kurangnya inovasi. Inovasi sangat erat kaitannya dengan era digital, setiap perusahaan harus memiliki inovasi dan kreatifitas yang baru sehingga akan menjadi ciri khas perusahaan tersebut, dan perusahaan tersebut akan terus berjalan dengan baik karena selalu berinovasi.

Dengan mengetahui tantangan-tantangan yang terjadi dalam dunia digital, kita akan tahu masalah-masalah yang akan terjadi. Adapun cara-cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi tantangan dalam berwirausaha digital. Pertama, wirausaha digital perlu menerapkan strategi secara keseluruhan, hal-hal yang masih bersifat tradisional perlu diubah agar operasional dapat berjalan secara efektif. Dan yang kedua, mengembangkan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Untuk mendapatkan karyawan yang berkualitas, perusahaan tidak usah repot-repot mencarinya, perusahaan hanya perlu mengubah ekosistem kerja menjadi lebih baik dengan membuat karyawan nyaman maka karyawan akan berkembang dengan sendirinya. Dengan mengatasi setiap tantangan, maka wirausaha digital akan mampu berjalan dengan baik di era globalisasi.

Untuk menjadi seorang wirausahawan digital juga ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki dari dalam dirinya, yaitu seorang risk-taker, dalam era yang dinamis ini, sangat diperlukan seorang wirausaha yang mampu mengambil resiko dalam setiap keputusan yang tentunya diiringi dengan pertimbangan yang tepat dan bijaksana. Yang kedua, analytics, seorang wirausahawan digital harus mampu menganalisis dan merencanakan tujuan yang jelas untuk bisnisnya. Selain itu, seorang wirausaha digital harus memiliki jiwa pemimpin, bertanggungjawab, mengayomi karyawan, dan terus berinovasi.

Gimana Milenials, kalian tertarik berkecimpung di dunia bisnis digital?

Mahasiswa Program Studi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta
Artikel telah diposting di dunia kampus 4.0 - https://www.duniakampus40.net

Image sources: Kumparan




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

m i n d p o w e r 🍂

is it okay to be failed?